top of page

Anak saya pandai tapi nilai akademisnya buruk


"Anak saya pandai kok di rumah, mengapa nilainya buruk di sekolah?". Itulah sepenggal kalimat khas yang diungkapkan oleh orangtua saat protes mengetahui nilai anaknya buruk. Orangtua sering berfokus pada pentingnya penilaian akademis sehingga melupakan proses belajar anak yang sesungguhnya.


Beberapa dari Anda pun mungkin pernah mendengar atau mengalami kondisi ini. Seorang anak dapat memperoleh nilai akademis yang sangat baik tanpa harus belajar. Ia dapat mencontek dan bekerja sama dengan temannya untuk mendapat nilai yang baik, namun bukan itu yang kita harapkan sebagai orangtua tentunya. Untuk itu mari kita telaah hal apa saja yang memengaruhi pencapaian prestasi.


Faktor yang dapat memengaruhi prestasi akademis anak

  • Kebiasaan untuk tekun. Kerajinan dan ketekunan adalah indikator yang baik bagi pencapaian prestasi anak. Hal ini dilihat dari kebiasaan sehari-hari dalam mengelola waktu dan tenaganya. Belajar tiap hari secara rutin dan menjadi kebiasaan.

  • Kegemaran membaca. Anak yang membiasakan diri membaca memiliki wawasan yang lebih luas dari anak yang tidak. Pada masa ini anak tidak perlu lagi membaca buku saja, internet sudah menjadi salah satu fasilitas yang dapat menunjang kebutuhan ini.

  • Kemandirian untuk terus belajar. Anak yang mandiri memiliki kebiasaan dan inisiatif yang baik untuk belajar. Dorongan yang dimiliki berasal dari dalam. Berbeda dari anak yang belajar karena disuruh oleh orangtua, anak yang mandiri mengerti apa yang harus dilakukannya. Saat di sekolah ia dapat menunjukkan sikap proaktif mencapai prestasi.

  • Rentang konsentrasi yang memadai. Konsentrasi anak diumpamakan seperti jendela yang terbuka dan tertutup dalam waktu tertentu. Anak dengan konsentrasi yang panjang dapat menyerap informasi dan memiliki fasilitas yang memadai untuk belajar. Sementara itu anak yang konsentrasinya kurang memadai akan cenderung termenung dan daydreaming.


Tips untuk orangtua

  • Mengambil peran di rumah sebagai agen belajar. Untuk membagikan semangat belajar pada anak, tentunya Anda perlu menunjukkannya terlebih dulu dalam tindakan nyata. Contoh perilaku yang terlihat akan lebih mudah dipelajari oleh anak dibandingkan arahan secara lisan.

  • Mengenali gaya belajar pada anak. Tidak semua anak memiliki kemampuan yang cepat dalam menyerap pelajaran. Hal ini dipengaruhi oleh saluran dan gaya belajar yang terlatih. Kenali sejak dini cara anak Anda belajar untuk proses yang lebih efektif.

  • Berfokus pada kemampuan anak yang menonjol. Sebagai orangtua terkadang kita luput melihat kelebihan anak dan cenderung berfokus pada kekurangannya. Pada satu sisi hal ini dapat meningkatkan kemampuan yang kurang tersebut. Hasilnya anak menjadi serba bisa, namun tidak ahli dalam bidang tertentu. Kondisi ini berlawanan dengan prinsip pendidikan yang mengarahkan anak untuk menjadi ahli dan spesialis di satu bidang.

  • Menyetarakan kedisiplinan rumah dan sekolah. Sekolah umumnya memiliki standar belajar dan disiplin dalam tingkat tertentu. Anak yang sudah memiliki kedisiplinan yang baik di rumah tentu tidak merasa kesulitan untuk mengikuti standar sekolah. Sebaliknya apabila kedisiplinan rumah di bawah sekolah maka anak akan sulit.



11 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page