Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali mendengar atau membaca kedua kata ini, sebab kedua kata ini biasanya digunakan untuk merujuk pembahasan mengenai laki-laki dan perempuan. Meskipun kedua kata tersebut sama-sama mengacu pada pembahasan tentang laki-laki dan perempuan, namun kedua keduanya mempunyai arti yang berbeda dan seringkali salah digunakan dalam penyebutan sehari-hari.
Sex (Seks) mengacu pada perbedaan status biologis antara laki-laki dan perempuan, misalnya kromosom, alat reproduksi, dan alat kelamin. Kata seks digunakan ketika kita membahas hal-hal yang menyangkut biologis seseorang terkait dengan tubuh atau apa yang tampak secara fisik. Perbedaan laki-laki dan perempuan secara fisik dapat dilihat pada organ seks dan alat kelaminnya. Perempuan memiliki buah dada dan vagina, sedangkan laki-laki memiliki penis dan testis. Perbedaan seksual antara laki-laki dan perempuan sudah terberi sejak lahir dan tidak dapat ditukarkan.
Gender mengacu pada karakteristik seperti perilaku, sikap, penampilan, kebiasaan, ataupun peran sosial yang menempel pada laki-laki atau perempuan hasil dari bentukan sosial dan budaya. Peran gender laki-laki disebut maskulin, sedangkan perempuan disebut feminin.
Perempuan identik dengan sosok yang lemah lembut, halus sikap dan perilakunya, merawat, memiliki kepekaan, memakai rok dan makeup, mengasuh, atau mengatur rumah tangga. Di sisi lain, laki-laki identik dengan sosok yang kuat, gagah, menjaga, melindungi, memiliki inisiatif, suka olahraga, bermain robot atau menyukai permainan keteknikan.
Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan berbeda, tetapi keduanya memiliki kesamaan yang tidak dapat diperbandingkan. Keduanya ciptaan yang sama-sama unik, penting, dan berharga. Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan berbeda dengan maksud dan tujuan yang khusus. Laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda untuk saling melengkapi, bukan untuk persaingan atau kompetisi. Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan menjadi mitra (partner) bekerja sama.
Penting sekali bagi orang tua dalam pengasuhan sehari-hari untuk memperkenalkan identitas gender pada anak sesuai dengan jenis kelaminnya. Hindari pengasuhan yang membuat seolah-olah gender adalah hal yang netral. Orang tua dapat memulainya dengan pemilihan nama yang sesuai dengan jenis kelaminnya.Selain itu, kata-kata yang diberikan selama pengasuhan harus mengaitkan sampai kepada gendernya, sampaikan kepada anak tujuan Tuhan menciptakannya sebagai laki-laki dan perempuan di dunia ini. Anak laki-laki akan tumbuh menjadi 'kepala', menjadi suami dari seorang istri dan ayah bagi anak-anaknya, menjadi pelindung yang memiliki inisiatif, serta menjadi teladan maskulin bagi orang lain. Di sisi lain, anak perempuan akan tumbuh menjadi 'penolong', menjadi istri dari seorang suami dan ibu bagi anak-anaknya, menjadi penolong yang memiliki kepekaan, serta menjadi teladan feminin bagi orang lain.
Orang tua juga perlu mengajarkan cara memilih berpakaian pada anak laki-laki atau perempuan sesuai dengan gendernya. Memberi pakaian yang berbeda, seperti dari pilihan warna, motif atau corak, model, karena pakaian akan langsung membentuk identitas diri anak.
Selain itu, ajarkan juga anak dalam memilih mainan sesuai dengan gendernya. Pemilihan mainan penting dalam membantu anak memahami identitas gendernya, sebab fungsi dari mainan dan bermain adalah alat bagi anak untuk berlatih kehidupan yang sesungguhnya.
Anak membutuhkan ROLE MODEL dari orangtua tentang bagaimana berperilaku,
berpikir, bertutur kata, ataupun berekspresi sesuai dengan identitas gender yang benar sesuai apa kata Tuhan.
Jadilah model yang sehat dan menyenangkan.
Setiap anak harus diasuh, diajar, dan dibimbing secara konsisten
untuk pembentukan identitas gender yang sehat & kuat.
Komentáre